IMEDIANTARA.ID,Kotamobagu – Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Jamal Rahman Iroth, memberikan warna berbeda dalam kegiatan sosialisasi yang digelar oleh KPU Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) bekerjasama dengan Pimpinan Wilayah Pemuda Muslimin Indonesia Sulut, di Cafe Kusu-Kusu, Kotabangun, Kotamobagu Timur, Kota Kotamobagu, Kamis 31 Oktober 2024.
Dalam acara bertema “Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih dalam Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2024,” Jamal tampil dengan pesan demokrasi yang penuh makna, disampaikan melalui sebuah puisi yang menyentuh.
Puisi yang dibacakan Jamal mengangkat tema tentang kebersamaan, perjuangan, dan filosofi hidup masyarakat Totabuan yang penuh dengan kearifan lokal. Kegiatan ini dihadiri berbagai elemen masyarakat, mulai dari tokoh adat, pemuda, yang terlihat antusias mendengarkan setiap bait puisi yang dibacakan dengan penuh penghayatan oleh Jamal.
Dalam puisinya, Jamal mengisahkan tentang “Spirit Mobakid” sebuah warisan leluhur Totabuan yang menekankan nilai gotong royong dan kebersamaan. Ia mengajak masyarakat untuk merenungi kisah lama para bogani, tokoh pemberani dari Totabuan, yang bersama-sama membangun kehidupan di bawah prinsip persatuan.
Berikut isi puisi yang dibacakan;
Sejenak aku ingin mengajakmu jelajahi sepenggal kisah tentang spirit mobakid yang diwariskan para leluhur, ketika bogani dari seluruh penjuru totabuan mencapai kesepakatan beberapa abad silam mendaulat mokodoludut sebagai punu’ pertama
Ketika itu pula pohon-pohon kebersamaan tumbuh menjulang daun-daunnya riang
mengusap benih keringat mengucur saat mereka bahu-membahu mendirikan baloymembangun bobakidan berdinding sejarah dimana pogogutat adalah pasak nan teguh menancap, tak lekang oleh waktu
Semoga kan terus bertunas dalam ingatan peristiwa dodandian paloko-kinalang ketika kinalang berjanji, angkat dan topanglah aku agar aku bisa menarik kalian naik keatas kemudian paloko berikrar, kami akan angkat dan topang engkau supaya engkau bisa mengangkat kami naik dari perjanjian ini kita mengambil sari bahwa sumpah berdiri di atas ikhlas hati akan abadi, seabadi ketulusan inde’ dou’ memimpin para bogani menahbiskan tadohe di tudu in bakid tentu jiwa mereka jauh dari ambisi memakmurkan diri dan keluarga sendiri Sehingga hari ini kita tak punya alasan untuk menancapkan pagar bertengkar lalu berpencar
jika tak ingin kehilangan momentum menyaksikan keriangan di wajah gadis kecil penari kabela di gesit gerak langkah bocah penari tuitan
Kita akan menyesal hanya bisa mengenang
alunan suara mongulintang tercipta dari harmoni maruas, golomang, gulantung, seruling dan kulintang pada akhirnya di deras keras kehidupan
kita tak perlu cemas mencari-cari perisai tak terlihat raga dan jiwa kita telah dibalut syair suci
itu-itum dan segenap harapan serta doa-doa dari mogoguyang agar bobakidan ini akan terus berdiri kokoh ditopang pilar-pilar kedamaian.(Bas)