iMEDIANTARA.ID
Pembobolan akun media sosial oleh penjahat siber sering dilakukan dengan berbagai modus, termasuk pengelabuan atau phishing. Menurut laporan Kepios, sebuah perusahaan independen yang bergerak dalam bidang konsultan teknologi dan inovasi di Singapura, ada lebih dari 4,80 miliar pengguna media sosial secara global per April 2023. Angka besar ini menjadi alasan utama mengapa media sosial sering menjadi target serangan siber.
Laporan Digital 2023 oleh We Are Social menunjukkan peningkatan signifikan jumlah pengguna internet global dari 4,95 miliar pada 2022 menjadi 5,16 miliar pada 2023. Sekitar 64,4 persen populasi dunia menggunakan internet, dengan perangkat seluler sebagai perangkat yang paling sering digunakan untuk mengakses media sosial. Sebanyak 99,9 persen atau 4,7 miliar pengguna media sosial mengakses platform ini melalui perangkat seluler.
Posisi strategis media sosial yang menghubungkan miliaran orang membuat akun-akun ini menjadi sasaran empuk untuk penipuan online hingga pemerasan. Berikut adalah beberapa modus pembobolan akun media sosial :
Phishing
Phishing adalah teknik di mana penjahat siber menyamar sebagai bisnis terpercaya untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi seperti nomor rekening, kata sandi, dan rincian kartu kredit. Contoh pesan phishing termasuk:
- “Selamat! Anda telah memenangkan hadiah Rp. 10.000.000,- dalam undian kami. Klik untuk mengklaim hadiah.”
- “Kami menemukan transaksi tidak sah di akun Anda. Silakan klik tautan di bawah untuk mengonfirmasi identitas Anda.”
- “Harap verifikasi akun Anda sebagai proses peningkatan sistem. Klik tautan dan berikan detail Anda.”
Click-jacking
Click-jacking, juga dikenal sebagai “serangan ganti rugi UI”, adalah teknik di mana penyerang menggunakan beberapa lapisan laman untuk mengelabui pengguna agar mengklik tombol atau tautan yang sebenarnya mengarah ke laman lain. Dengan kombinasi stylesheet, iframe, dan kotak teks yang dirancang dengan cermat, pengguna dapat diarahkan untuk mengetikkan kata sandi email atau rekening bank mereka ke dalam bingkai yang dikendalikan oleh penyerang.
Link-Jacking
Seperti clickjacking, link-jacking mengalihkan tautan dari satu situs web tepercaya ke situs web lain yang digunakan penyerang. Tujuannya adalah untuk mengarahkan pengguna ke situs web yang terinfeksi malware.
Like-jacking
Modus ini sering terjadi di Facebook, di mana penyerang siber memposting tombol “suka” pada halaman palsu. Pengguna yang mengklik tombol “suka” tersebut malah akan mendownload malware secara otomatis.
Pengguna media sosial diimbau untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap modus-modus ini untuk melindungi informasi pribadi mereka.
(IMP/red)