
BOLMONG,IMEDIANTARA.ID
Pada era 80-an, Desa Matayangan menjadi surga bagi maleo Tumokang dengan populasi yang melimpah. Namun, sejak 1992 hingga 2020, lokasi peneluran ini mengalami ketidakstabilan karena gangguan berupa perambahan, pembalakan liar, perburuan, dan pencurian telur oleh masyarakat. Informasi ini, disampaikan oleh para tokoh masyarakat dan petugas Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW).
Melihat ancaman terhadap peneluran burung endemik yang bernama Latin Macrocephalon Maleo, KNPI Dumoga Barat berinisiatif untuk turut serta dalam upaya penyelamatan habitat ini. Salah satu langkah konkret adalah melalui Surat Dukungan Pengelolaan Kawasan TNBNW, yang mencakup dukungan terhadap program pengelolaan partisipatif habitat maleo Tumokang.
Ketua KNPI Dumoga Barat Wira Lahay SP, menyatakan, pihaknya sangat mendukung program pengelolaan habitat maleo Tumokang,
“Mengingat jenis burung maleo merupakan satwa endemik dan dilindungi,”ujarnya.
Dukungan KNPI ini diwujudkan dalam kegiatan nyata dengan turut serta berpartisipasi dalam penanaman pohon hutan jenis nantu pada 18 Januari 2024, di lokasi habitat maleo Tumokang.
Meski begitu keikut sertaan KNPI Dumoga Barat, telah melewati fase yang cukup lama, sebelum menghasilkan keputusan bersama. Selain komunikasi di tingkat internal KNPI, kegigihan pihak Balai TNBNW yang terus melakukan koordinasi patut diacungi jempol.
“Upaya pendekatan, sosialisasi, yang dilakukan oleh Kepala Resort Dumoga Barat TNBNW, Vence Momongan, dalam beberapa kali diskusi, sehinga kami KNPI Dumoga Barat merasa terpangil dan ikut berkontribusi terhadap kelesataian habitat maleo,’beber Wira Lahay.
Kepala TNBNW, Ibu Ir. Anis Suratin,MP, memberikan apresiasi kepada KNPI Dumoga Barat dan semua pihak yang terlibat. Ia berharap lokasi peneluran ini bisa dikembangkan sebagai tempat penelitian dan objek wisata terbatas, memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat Desa Matayangan.
Pemerintah Kecamatan juga memberikan dukungan penuh, melalui Camat Dumoga Barat Malpin Dako, yang turut hadir dalam kegiatan penanaman pohon tersebut.
Ditempat yang sama tak lupa Kepala Desa Matayangan Supriadi Mondo,juga menegaskan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat untuk melestarikan peneluran maleo dari ancaman kepunahan. Selain itu ditinjau dari aspek ekonomis Kepala Desa berkeyakinan bahwa hal itu juga dapat memberikan pendapatan ekonomi melalui kunjungan wisata.
Ketua BPD Desa Matayangan yang turut hadir pada kegiatan tersebut, mengapresiasi program pengelolaan partisipatif habitat maleo Tumokang, dimana masyarakat setempat tetap diberi izin memanfaatkan lahan di kawasan TNBNW dengan menghimbau warga untuk tidak melakukan perambahan kawasan yang menjadi tempat berkembang biaknya satwa endemik maleo.
Dalam aksi penanaman pohon hutan jenis Nantu, mereka juga menemukan satu butir telur burung maleo. Penemuan tersebut memberi isyarat bahwa lokasi habitat maleo tumokang, dapat dipulihkan seperti sedia kala. dalam kegiatan ini, juga dimanfaatkan diskusi terbuka yang di fasilitasi langsung oleh ibu Dr.Ir.Diah Zuhraina.,M.P.D selaku widyasuara dari BDK SDM KLHK Bogor, untuk memberikan wawasan dan dukungan terhadap upaya pelestarian, yang turut dihadiri oleh Kepala Balai TNBNW, ibu Ir. Anis Suratin,MP, Camat Dumoga Barat, Polsek Dumoga Barat, Kepala Desa Matayangan dan tokoh masyarakat, serta Karang Taruna Desa Matayangan beserta kelompok tani hutan Desa matayangan dan Desa Ibolian (345)