Fenomena Supermoon diakhir Tahun, Keindahan dan Peringatan

Gambar: Ilustrasi Supermoon 

Imediantara.id – langit Indonesia akan dihiasi fenomena astronomi yang langka dan memukau, Supermoon di akhir tahun, yang puncaknya diperkirakan terjadi pada Sabtu 16 November 2024,pukul 04:29 WIB.

Fenomena ini membuat bulan purnama tampak lebih besar dan lebih terang dibandingkan biasanya, menghadirkan kesempatan langka bagi masyarakat untuk menyaksikan keindahan alam semesta secara langsung.

Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Supermoon terjadi ketika bulan berada pada fase purnama sekaligus berada di titik terdekatnya dengan Bumi, atau yang disebut perigee. Orbit bulan yang berbentuk oval menyebabkan jaraknya dari Bumi bervariasi. Titik terdekat bulan dengan Bumi rata-rata mencapai 226 ribu mil, jauh lebih dekat dibandingkan titik terjauh (apogee) yang mencapai 253 ribu mil.

Fenomena Supermoon ini dinamakan Beaver Moon, mengikuti tradisi penamaan purnama yang berasal dari budaya penduduk asli Amerika. Sebelumnya, tahun ini telah terjadi tiga fenomena Supermoon lainnya, yakni Blue Moon pada 19 Agustus, Super Harvest Moon pada 18 September, dan Super Hunter Moon pada 17 Oktober.

Di Indonesia, Supermoon ini tidak hanya menjadi momen indah untuk dinikmati, tetapi juga membawa dampak yang perlu diwaspadai. Ahli astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin, mengingatkan masyarakat pesisir untuk bersiap menghadapi potensi banjir pasang atau rob akibat peningkatan pasang maksimum yang dipicu oleh tarikan gravitasi bulan yang lebih kuat.

“Fenomena Supermoon dapat menyebabkan pasang air laut lebih tinggi dari biasanya, sehingga masyarakat di wilayah pantai perlu waspada terhadap kemungkinan banjir pasang,” ungkap Thomas dilansir dari ANTARA.

Ia menambahkan bahwa dampak ini bisa semakin parah jika cuaca buruk terjadi di wilayah pantai, seperti badai atau hujan lebat, yang dapat memperbesar potensi rob hingga melimpas ke daratan. Selain itu, jika terjadi banjir di daratan, genangan air bisa bertahan lebih lama akibat air laut yang pasang tinggi.

Bagi pecinta astronomi, fenomena ini adalah momen terbaik untuk mengamati bulan purnama dalam ukuran maksimal. Dengan cuaca cerah, langit malam akan dihiasi bulan yang lebih terang, memungkinkan pengamatan tanpa alat bantu(Bas)

Read Previous

Utusan 227 Desa se-Minahasa Bergerak Siap Menangkan E2L-HJP, Jenderal Mamahit: Torang Petarung

Read Next

STA Absen Karena Sakit, Kampanye Dialogis di Motoboi Kecil Tetap Dipadati Pendukung Dengan Semangat Kemenangan

Most Popular