
IMEDIANTARA.ID,BOLMONG
Desa Matayangan, yang dikelilingi oleh hutan konservasi, menjadi pionir dalam upaya melestarikan habitat burung langka Maleo Tumokang. Kolaborasi erat antara Pemerintah Desa (Pemdes) Matayangan dan Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW) menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman kepunahan yang mengintai.
Salah satu langkah proaktif yang diambil oleh Pemdes Matayangan adalah mengkampanyekan larangan perambahan, perburuan liar, dan pembalakan serta program pemulihan ekosistem dan penanganan lahan terlanjur dalam kawasan, juga menjadi fokus serius dalam usaha melestarikan keberagaman hayati.
Desa Matayangan, sebagai satu-satunya Desa Enclave di Kecamatan Dumoga Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow, berperan penting sebagai tempat kehidupan satwa liar endemik Sulawesi, terutama burung Maleo. Keberadaan burung langka ini bukan hanya menjadi kebanggaan Pemerintah Desa, tetapi juga memiliki nilai ekonomis tersendiri bagi masyarakat setempat.
Kepala Desa Matayangan Supardi Mondo mengungkapkan bahwa pada 18 Januari 2024,merupakan moment penting dimana desanya mendapat kunjungan dari Kepala TNBNW, Ir. Anis Suratin, MP, bersama Ibu Dr. Ir. Diah Zuhraina, M.P.D, dan Widyasuara dari BDK SDM KLHK Bogor.
Menurut Supardi kunjungan itu tidak hanya bertujuan untuk memantau langsung habitat Maleo Tumokang, tetapi juga sebagai wujud keikutsertaan petugas TNBNW yang sekaligus dirangkaikan pendidikan dan pelatihan.
Dalam sambutannya, Kepala Balai TNBNW Ir. Anis Suratin, MP, menyampaikan harapannya bahwa jika habitat Maleo Tumokang berkembang baik, dapat menjadi objek penelitian dan wisata terbatas yang nantinya akan melibatkan masyarakat desa.
“Dalam pengelolaan habitat ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada aspek ekonomi warga sekitar,”jelas Anis Suratin.
Sejumlah kegiatan dilaksanakan, termasuk penanaman pohon jenis kayu nantu, pengalian telur Maleo yang dikumpulkan oleh petugas pengelola, dan dialog interaktif.
Dalam diskusi, Dr. Ir. Diah Zuhraina, M.P.D, mendengarkan dengan seksama pernyataan dukungan dari pihak yang hadir, termasuk Pemdes Matayangan yang memberikan dukungan penuh terhadap program pengelolaan habitat Maleo Tumokang.
Kehadiran berbagai pihak seperti Camat Dumoga dan Polsek Dumoga Barat, Ketua KNPI Dumoga Barat beserta Karang Taruna Desa Matayangan, tokoh masyarakat, kelompok tani hutan, dan Desa Ibolian, menunjukkan keseriusan dan dukungan kolektif untuk menjaga keberlanjutan kehidupan satwa langka ini.
Kolaborasi antara Pemdes Matayangan dan TNBNW tidak hanya menjadi tonggak sejarah dalam konservasi, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.