
IMEDIANTARA.ID,BOLTIM
Dalam setiap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), koalisi yang melibatkan banyak partai sering dianggap sebagai faktor kunci dalam memenangkan kontestasi.
Secara matematis, semakin banyak partai pengusung, semakin besar pula akumulasi suara yang diperoleh, mengingat setiap partai memiliki basis dukungan pada Pemilihan Legislatif (Pileg). Namun, realitas politik di lapangan tidak selalu sesuai dengan logika tersebut.
Seorang tokoh masyarakat di Kecamatan Modayag Bersatu yang meminta untuk tidak menulis identitasnya justru memiliki tanggapan menarik.
Pilkada baginya berbeda dari Pileg, di mana keterlibatan emosi dan kedekatan calon dengan masyarakat memiliki pengaruh lebih besar.
Pilkada Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) menjadi contoh menarik kata tokoh masyarakat itu.
Menurut pandanganya, pasangan calon nomor urut 2, Sahrul Mamonto dan Rusmin Mokoagow, yang didukung oleh koalisi partai besar justru belum menunjukkan dominasi mutlak terhadap pasangan nomor urut 1, Oskar Manoppo dan Argo Sumaiku, yang hanya didukung oleh koalisi tiga partai dengan perolehan kursi legislatif yang relatif kecil.
Justru katanya secara visual, tahapan kampanye dialogis yang sudah berjalan berdasarkan jadwal KPU Boltim, memperlihatkan kekuatan yang masih seimbang antara kedua pasangan calon.
Namun jika di perhatikan pasangan nomor urut 1 justru lebih diuntungkan di beberapa wilayah strategis, fakta ini menegaskan bahwa koalisi partai tidak otomatis menjamin kemenangan.
“Terutama jika kandidat tidak mampu menggerakkan emosi pemilih di akar rumput,”ujarnya.
Banyaknya pendukung yang hadir dalam kampanye Oskar Manoppo dan Argo Sumaiku di tempat-tempat yang diperkirakan menjadi basis suara lawan semakin mengindikasikan bahwa “koalisi rakyat” bisa menjadi senjata ampuh.
Mereka berhasil menarik perhatian publik di wilayah yang seharusnya menjadi kantong suara pasangan Sahrul Mamonto dan Rusmin Mokoagow, yang diusung oleh koalisi partai besar.
Salah satu contoh yang realistis singgungnya, kampanye dialogis pasangan Oppo-Argo yang dilaksanakan di Desa Bulawan Kecamatan Kotabunan kemarin 14 Oktober 2024 pemandangan lautan manusia justru membuatnya merinding.
“Bagaimana bisa tempat yang menjadi lumbung suara parpol -parpol yang calegnya terpilih dan kini berkoalisi di pasangan ARUS tertutup lautan manusia pendukung ORAS,”sentilnya.
Apalagi ketusnya Ketua DPRD Boltim yang baru dilantik Samsudin Dama dari Partai Nasdem adalah garda terdepan pemenangan ARUS di wilayah pesisir justru terkesan tak berkutik.
“Pilkada bukan hanya soal hitungan angka atau perolehan kursi legislatif, Ini adalah arena politik emosional, di mana kedekatan dengan masyarakat, empati, dan strategi komunikasi yang efektif sering kali menjadi faktor penentu,”sentilnya.
Kampanye menurut mantan tokoh yang lama berkecimpung didunia politik dan pemerintahan itu, perlu melibatkan dialog langsung dengan warga agar memungkinkan kandidat memahami aspirasi masyarakat dan membangun hubungan personal, sesuatu yang tidak bisa dicapai hanya dengan mengandalkan kekuatan partai.
“Jika saya tidak salah menganalisa, masyarakat Boltim akan memberikan kejutan pada waktunya nanti dengan mengajarkan bahwa koalisi rakyat, yang terbentuk dari kepercayaan dan harapan masyarakat, bisa lebih kuat daripada koalisi partai politik, kehadiran ribuan warga dalam setiap kampanye pasangan Oppo-Argo di wilayah-wilayah strategis menandakan adanya pergeseran dukungan yang tidak terprediksi secara matematis,”tutupnya(Bas)